Kelahiran Cetakan Seni Eskimo Inuit

Berbeda dengan patung Inuit, cetakan seni dari Arktik Kanada merupakan inovasi abad ke-20 dalam seni Inuit Eskimo. Salah satu peristiwa paling penting yang terjadi selama perkembangan seni Inuit kontemporer adalah ketika James Houston dari Kanada mengajari suku Inuit membuat cetakan seni dengan menorehkan desain pada ubin linoleum, balok batu, dan stensil dari kulit anjing laut. Ia sebelumnya pernah belajar seni grafis di Jepang karena orang Jepang dianggap sebagai inovator dalam proses seni ini.

Suatu hari di tahun 1957, Houston bertemu dengan pemahat seni Inuit lokal bernama Osuitok Ipeelee di Cape Dorset. Ipeelee telah mempelajari cetakan gambar kepala pelaut yang sama pada dua bungkus rokok yang dimilikinya. Houston mendemonstrasikan proses pembuatan grafis kepada pemahat Inuit dengan mengoleskan tinta pada salah satu ukiran gading Ipeelee dan membubuhkannya pada selembar kertas toilet. Setelah melihat grafik yang dihasilkan, seniman Inuit berkata, “Kita bisa melakukan itu.” Hal ini mengakibatkan lahirnya seni cetak Eskimo Inuit.

Seniman Cape Dorset Inuit segera mengintegrasikan metode pembuatan cetakan baru ke dalam seni Inuit mereka dan pada tahun 1960, bisnis grafis mereka berkembang. Cetakan seni Eskimo Inuit karya seniman awal seperti Pitseolak Ashoona dan Jamasie Teevee menjadi karya seni yang banyak dicari. Karena keberhasilan Cape Dorset, komunitas Inuit lainnya terdorong untuk mengikuti teladannya. Jadi selain patung Inuit, seni cetak menjadi bentuk lain seni Eskimo Inuit yang meraih kesuksesan komersial. Cape Dorset merilis cetakan seni Inuit setiap tahunnya dan sering kali terjual habis. Komunitas Inuit lain yang terkenal dengan cetakan seni Inuitnya adalah Holman.